Erick Thohir Pastikan Tidak Ada Perebutan Kekuasaan Usai Danantara Diresmikan
Jakarta, 28 Februari 2025 – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan bahwa tidak akan ada perebutan kekuasaan atau konflik kepentingan setelah peresmian Danantara, holding baru yang menggabungkan sejumlah perusahaan BUMN strategis di sektor pangan dan logistik.
Menurut Erick, pembentukan Danantara justru bertujuan memperkuat sinergi antar perusahaan BUMN, bukan menciptakan persaingan internal. “Danantara hadir sebagai solusi untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dan efisiensi logistik, bukan sebagai ajang rebutan kekuasaan antar direksi atau komisaris,” ujar Erick dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (28/2).
Peran Danantara dalam Ekonomi Nasional
Erick menjelaskan bahwa Danantara akan menjadi motor utama dalam menjaga stabilitas pasokan pangan serta distribusi logistik di Indonesia. Holding ini akan menyatukan beberapa BUMN seperti Bulog, Pupuk Indonesia, RNI, dan Perum Perikanan Indonesia di bawah satu payung koordinasi.
“Yang kita butuhkan saat ini adalah efisiensi dan ketahanan pangan yang lebih kuat. Dengan Danantara, kita harapkan kinerja BUMN lebih terarah dan fokus,” tambahnya.
Kekhawatiran Perebutan Jabatan Dibantah
Terkait isu yang berkembang bahwa pembentukan Danantara bisa memicu perebutan jabatan di internal BUMN, Erick menepis hal tersebut. Ia menekankan bahwa mekanisme seleksi pimpinan di holding ini akan dilakukan secara profesional dan transparan.
“Tidak ada ruang untuk kepentingan pribadi atau politik. Semua ditentukan berdasarkan kapasitas, integritas, dan kinerja. Jangan ada kekhawatiran soal itu,” tegasnya.
Kolaborasi, Bukan Kompetisi
Erick juga mengajak seluruh jajaran direksi dan komisaris di BUMN terkait untuk menjadikan Danantara sebagai wadah kolaborasi, bukan kompetisi. “Kita satu visi, satu misi. Membangun BUMN yang sehat, kuat, dan mampu memberi manfaat maksimal bagi rakyat,” katanya.
Tanggapan Publik dan Pengamat
Beberapa pengamat ekonomi menyambut positif langkah pembentukan Danantara, meski mengingatkan pentingnya pengawasan yang ketat agar tidak terjadi konflik kepentingan di dalamnya. “Selama pengelolaannya transparan dan profesional, Danantara bisa menjadi game changer dalam ketahanan pangan Indonesia,” ujar Bhima Yudhistira, ekonom dari CELIOS.
Dengan adanya pernyataan tegas dari Erick Thohir, diharapkan kekhawatiran publik bisa mereda dan fokus beralih ke manfaat nyata yang bisa diberikan oleh Danantara bagi perekonomian Indonesia.

Tidak ada komentar: